Beranda | Artikel
Apa Boleh Menghadiahkan Pahala Membaca al-Quran untuk Mayit? – Syaikh Saad al-Khatslan
10 jam lalu

Apa hukum membaca Al-Qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang telah meninggal?

Tidak mengapa. Menghadiahkan pahala membaca Al-Qur’an untuk mayit dibolehkan menurut mayoritas ulama fikih, seperti mazhab Hanafi, Maliki, dan Hambali. Ini juga pendapat yang diriwayatkan dari sebagian besar salaf. Ada ulama dari mazhab Syafi’i yang melarangnya, tapi mayoritas ulama membolehkannya, dan pendapat ini lebih kuat. Wallahu a’lam. Ini pendapat yang dipilih Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, dan banyak ulama mujtahid lainnya.

Namun, hendaklah seseorang tidak terlalu sering melakukannya. Setiap kali membaca Al-Qur’an, ia menghadiahkan pahalanya. Sebagaimana mayit itu memerlukan pahala, kamu juga memerlukan pahala. Sebab, jika kamu menghadiahkan pahala tilawah, maka pahala tersebut beralih kepada orang yang kamu tuju. Adapun bagimu, hanya tersisa pahala niat saja. Pahala membaca Al-Qur’an itu sendiri tidak lagi menjadi milikmu. Karena pahala membacanya sudah kamu berikan kepada mayit itu.

Sebagian orang berlebihan dalam menghadiahkan pahala amalnya. Bahkan, suatu ketika saya bertemu seseorang di Masjidil Haram, ia berkata kepadaku, “Sepanjang umurku setelah menunaikan umrah wajib umrah-umrah setelahnya saya hadiahkan pahalanya kepada orang lain.” Saya pun menanggapi, “Kamu hadiahkan pahalamu? Kamu seperti lilin: menyala untuk menerangi orang lain, tapi membakar dirimu sendiri Padahal kamu juga membutuhkan amal saleh.”

Jadi, hendaklah seorang Muslim bersikap seimbang. Ia boleh menghadiahkan pahala amalnya, asalkan tidak berlebih-lebihan dalam melakukannya.

=====

مَا حُكْمُ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَإِهْدَاءِ ثَوَابِهِ لِلْمَيِّتِ؟

لَا بَأْسَ بِذَلِكَ إِهْدَاءُ ثَوَابِ التِّلَاوَةِ لِلْمَيِّتِ لَا بَأْسَ بِهِ عِنْدَ جُمْهُورِ الْفُقَهَاءِ مِنَ الْحَنَفِيَّةِ وَالْمَالِكِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ وَهُوَ الْمَأْثُورُ عَنْ أَكْثَرِ السَّلَفِ وَهُنَاكَ مَنْ مَنَعَهُ مِنَ الشَّافِعِيَّةِ لَكِنْ أَكْثَرُ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى جَوَازِهِ وَهُوَ الْأَقْرَبُ وَاللَّهُ أَعْلَمُ وَهُوَ اخْتِيَارُ ابْنِ تَيْمِيَّةَ وَابْنِ الْقَيِّمِ وَجَمْعِ مُحَقِّقِينَ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ

لَكِنْ يَنْبَغِي أَلَّا يُكْثِرَ الْإِنْسَانُ مِنْ ذَلِكَ كُلَّمَا قَرَأَ الْقُرْآنَ أَهْدَى ثَوَابَهُ طَيِّبٌ كَمَا أَنَّ هَذَا الْمَيِّتَ بِحَاجَةٍ لِلثَّوَابِ أَنْتَ أَيْضًا بِحَاجَةٍ لِلثَّوَابِ لِأَنَّكَ إِذَا أَهْدَيْتَ ثَوَابَ التِّلَاوَةِ يَنْصَرِفُ ثَوَابُ التِّلَاوَةِ لِمَنْ أَهْدَيْتَهُ لَهُ أَمَّا أَنْتَ لَيْسَ لَكَ إِلَّا أَجْرُ النِّيَّةِ فَقَطْ لَيْسَ لَكَ أَجْرُ التِّلَاوَة أَجْرُ التِّلَاوَةِ أَهْدَيْتَهُ لِهَذَا الْمَيِّتِ

فَبَعْضُ النَّاسِ يُبَالِغ فِي إِهْدَاءِ الثَّوَابِ حَتَّى إِنِّي رَأَيْتُ مَرَّةً أَحَدَ النَّاسِ فِي الْحَرَمِ يَقُولُ إِنَّ لِي طَوَالَ عُمْرِيْ بَعْدَ الْعُمْرَةِ الْوَاجِبَةِ كُلُّ عُمْرَةٍ أَعْتَمِرُهَا أُهْدِي ثَوَابَهَا لِغَيْرِي قُلْتُ تُهْدِي ثَوَابَكَ؟ أَنْتَ كَالشَّمْعَةِ تُضِيءُ لِتُنِيرَ لِلْآخَرِيْنَ وَتُحْرِقُ نَفْسَكَ طَيِّبٌ وَأَنْتَ بِحَاجَةِ لِعَمَلٍ صَالِحٍ

يَعْنِي يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ مُسْلِمٌ عِنْدَهُ تَوَازُنُ فَيُمْكِنُ أَنْ يُهْدِيَ الثَّوَابَ لَكِنَّ مِنْ غَيْرِ مُبَالَغَةٍ فِي ذَلِكَ


Artikel asli: https://nasehat.net/apa-boleh-menghadiahkan-pahala-membaca-al-quran-untuk-mayit-syaikh-saad-al-khatslan/